Di era teknologi yang kian canggih, banyak hal dilakukan melalui dunia maya. Salah satunya adalah berbelanja. Ada enam alasan mengapa kita harus beralih belanja ke online.
Menurut pendiri Bilna.com, salah satu toko online perlengkapan bayi, Eka Himawan,
alasan Pertama adalah pasar yang besar. Tahun 2011 lalu, ada 55 juta orang di Indonesia menggunakan internet. Dan ekspektasinya akan mencapai lebih dari 100 juta orang pada tahun ini.
Kedua, toko online atau e-commerce, buka dalam waktu 24 jam. Jadi, Anda bisa belanja jam berapa pun. Tanpa batas waktu.
"Tidak perlu berhadapan dengan macetnya jalanan. Apalagi bagi Anda yang hidup di kota besar seperti Jakarta," tambahnya.
Alasan Keempat, toko online memberikan banyak kemudahan untuk pelanggannya. Salah satunya kemudahan dalam melakukan pembayaran.
"Bisa melalui internet banking, transfer bank, bayar langsung saat pengantaran barang ataupun melalui kartu kredit," ujarnya.
Kemudian alasan Kelima, lanjut Eka, mudah memperoleh pelanggan secara instan. Tidak melulu pada pelanggan yang peduli dengan merek produk.
Dan alasan Keenam mengapa kita harus belanja online karena toko online selalu memperbarui barangnya setiap saat. Informasi yang dihadirkan juga selalu terbaru. Bahkan untuk suplai jaringan dan analisis.
Perempuan, seperti bisa ditebak, adalah makhluk yang hobi berbelanja. Tak hanya berbelanja di mal atau pusat perbelanjaan lainnya, perilaku tersebut dibawa pula ke dunia maya melalui aktivitas belanja online.
Menurut survei yang dilakukan www.bilna.com, dari data pelanggan yang membeli produk perlengkapan bayi dan ibu hamil dari toko online tersebut selama satu tahun belakangan ini, diketahui 70 persen pelanggannya adalah perempuan.
Sisanya 30 persen pelaku belanja online adalah laki-laki. Demikian dikatakan Eka Himawan, pendiri bilna.com.
Mereka, 60 persen, berusia 25 hingga 34 tahun. Sebanyak 20 persen berusia 18 sampai 24 tahun, dan sisanya berusia 35 tahun sampai 65 tahun ke atas.
Dan dari data tersebut, diketahui pula sebagian besar pelaku belanja online tinggal di DKI Jakarta, ada sekitar 61 persen. Sisanya tersebar diluar pulau Jawa.
Mereka ini, lanjut Eka, gemar berbelanja popok. Tak tanggung-tanggung, mereka selalu belanja popok hingga mencapai Rp 400 ribu.
semoga bermanfaat
sumber: republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar