close

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

lazada.com

Minggu, 30 November 2014

BELAJAR MENANGGUNG RISIKO KEHIDUPAN DARI ANAK KECIL

BELAJAR MENANGGUNG RISIKO KEHIDUPAN DARI ANAK KECIL Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

16 November 2006 – 10:52   (Diposting oleh: Editor)

“Remember that great love and great achievements involve great risk. – Ingat! Cinta yang besar dan prestasi tinggi melibatkan resiko yang besar pula.” ~ Anonim

Risiko memiliki komponen ketidakpastian. Seumpama seseorang meloncat dari gedung berlantai 21 dan mengenakan parasut di punggungnya, ia tidak punya kepastian apakah nantinya parasut itu terbentang dengan baik ataukah tidak. Jika parasut itu gagal di kembangkan, dia berisiko terluka atau meninggal. Tetapi jika ia terjun tanpa parasut, jelaslah ia pasti meninggal dan berarti ia sama sekali tidak menghadapi risiko. Karena risiko itu ditandai dengan berbagai kemungkinan atau ketidakpastian.

Risiko juga bersifat perorangan. Kalaupun misalnya terjadi luberan lumpur panas seperti yang terjadi di Porong – Jawa Timur itu pasti tak hanya dihadapi perusahaan pengebor gas bumi. Tetapi risiko luberan lumpur panas tersebut juga menimpa semua komponen, diantarnya para pemegang saham, kreditur, dewan direksi, pegawai, terlebih penduduk sekitar yang harus mengungsi meninggalkan rumah dan harta benda karena terendam lumpur panas, dan lain sebagainya.

Kita menghadapi risiko setiap hari entah pada saat kita menyeberang jalan, makan, sekolah atau mengejar angkutan kota untuk berangkat kerja atau bahkan pada saat tidur. Beberapa sikap hati-hati sekalipun juga mengandung risiko. Contoh kita mencuci buah-buahan dan sayura
... baca selengkapnya di BELAJAR MENANGGUNG RISIKO KEHIDUPAN DARI ANAK KECIL Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 28 November 2014

Wiro Sableng #133 : 113 Lorong Kematian

Wiro Sableng #133 : 113 Lorong Kematian Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : 113 LORONG KEMATIAN

KEINDAHAN dan ketenangan Telaga Sarangan di kaki selatan Gunung Lawu sejak beberapa waktu belakangan ini dilanda oleh kegegeran menakutkan. Tujuh penduduk desa sekitar lembah dicekam rasa cemas amat sangat. Jangankan malam hari, pada siang hari sekalipun jarang penduduk berani keluar rumah. Pagi hari mereka tergesa-gesa pergi ke ladang atau sawah, menggembalakan memberi makan atau memandikan lemak lalu cepat-cepat kembali pulang. Mengunci diri dalam rumah, menambah palang kayu besar pada pintu dan jendela.

Pasar yang biasanya ramai hanya digelar sebentar saja lalu sepi kembali. Penduduk lebih banyak berada di rumah masing-masing, berkumpul bersama keluarga sambit berjaga-jaga. Terutama dirumah dimana ada orang perempuan yang tengah hamil tujuh bulan ke atas. Malam hari setiap desa diselimuti kesunyian. Penduduk tenggelam dalam rasa takut. Tak ada yang berani keluar r
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #133 : 113 Lorong Kematian Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 23 November 2014

Wiro Sableng #37 : Maut Bermata Satu

Wiro Sableng #37 : Maut Bermata Satu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

SATU

Hujan lebat menggebrak bumi. Guntur menggelegar berkepanjangan. Kilat sambar menyambar. Bumi Tuhan seperti hendak kiamat. Saat itu baru lepas tengah hari. Tapi hujan lebat, gumpalan awan menghitam membuat suasana seperti dicengkram gulitanya malam.

Karena sulit melihat jalan yang ditempuh, apalagi mulai mendaki dan berbatubatu, penunggang kuda itu tidak berani bergerak cepat. Sesekali binatang tunggangannya yang sudah letih itu tergelincir dan meringkik. Suara ringkik kida, deru hujan yang menggila, gelegar guntur dan kiblatan kilat membentuk suara dahsyat yang menegakkan bulu roma!

Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba beberapa tombak di hadapannya, di jalan yang mendaki dan berbatu oadas, penunggang kuda itu melihat cahaya, tepatnya nyala api. Sungguh sulit dipercaya. Dan lebih tak dapat dipercaya lagi, ketika dia mendekati nyala api itu ternyata adalah nyala sebuah obor.

Obor ini dipegang oleh seorang anak kecil seusia dua belas tahun, berpakaian hitam, basah kuyup mulai dari rambutnya yang jabrik sampai ke kakinya yang memakai terompah aneh terbuat dari kayu. Meskipun hanya seorang anak tapi bocah itu menyorotkan tampang gala
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #37 : Maut Bermata Satu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Aksara Tak Bisu

Aksara Tak Bisu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Bukit itu terlalu sunyi untuk di katakan wajar.
Setelah dipersilahkan masuk ke rumah orang tua itu, aku duduk pada kursi di ruang tamu. Ia meraih sebungkus tembakau kasar. Disodorkannya tembakau itu di meja, beserta kertas dolar untuk melinting tembakau.
Maafkan saya atas peristiwa tadi, tulis orang tua itu pada secarik kertas. Di bukit ini, kami cukup hati-hati dengan pendatang baru. Apa lagi sedang beredar isu, keberadaan kami di bukit ini tengah dimata-matai oleh penguasa kerajaan ini.

Diberikannya catatan kecil itu kepadaku untuk kubaca. Spontan, setelah membaca catatan kecil pada carikan kertas tersebut, timbul keinginan dalam benakku, untuk juga menuliskan sesuatu kepada orang tua itu, sekadar untuk mencairkan suasana. Tanpa bertanya terlebih dahulu, aku bermaksud mengambil secarik kertas dari tumpukan kertas yang ada di meja. Namun sebelum aku sempat menyentuh tumpukan kertas itu, orang tua itu malah mencegah diriku. Seperti tahu apa yang kupikirkan, orang tua itu meraih secarik kertas dan menulis:
Bicaralah! Bukankah adik dapat berbicara? Jangan sungkan untuk berbicara. Walaupun saya bisu, saya masih bisa mendengarkan dan mengerti dengan baik bahasa lisan. Angaplah saja adik sedang bercakap-cakap dengan sahabat Adik.
Aku jadi serba salah.
“Em…,” kucoba menyembunyikan rasa maluku. “Em… maaf, Pak. Saya hanya ingin menunjukkan rasa hormat serta niat baik saya
... baca selengkapnya di Aksara Tak Bisu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 21 November 2014

Pertanyaan Terpenting

Pertanyaan Terpenting - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Namaku Riri, aku saat ini sedang kuliah semester akhir di sebuah universitas negeri. Aku kuliah disebuah jurusan yang cukup favorit, yaitu jurusan Kedokteran. Sebuah jurusan ? yang aku yakini ? dapat membuat hidupku lebih baik di masa mendatang.

Bukan kehidupan yang hanya untukku, tetapi juga buat keluargaku yang telah susah payah mengumpulkan uang ? agar aku dapat meneruskan dan meluluskan kuliahku. Kakakku juga rela untuk tidak menikah tahun ini, karena ia harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratoriumku yang cukup tinggi.

Hari ini adalah hari ujian semesteranku. Mata kuliah ini diampu oleh dosen yang cukup unik, dia ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan. ?Agar aku bisa dekat dengan mahasiswa.? katanya beberapa waktu lalu.

Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, kami para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian kami. Ketakutanku terjawab hari ini, 9 pertanyaan yang dilontarkannya lumayan mudah untuk dijawab. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar aku tulis di lembar jawabku.

Tinggal pertanyaan ke-10.

?Ini pertanyaan terakhir.? kata dosen itu.

?Coba tuliskan nama ibu tua yang s
... baca selengkapnya di Pertanyaan Terpenting - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 20 November 2014

Wiro Sableng #168 : Mayat Kiriman Di Rumah Gadang

Wiro Sableng #168 : Mayat Kiriman Di Rumah Gadang - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : KUPU-KUPU GIOK NGARAI SIANOK

SESUAI perjanjian yang dibuat para Datuk Luhak Nan Tigo sebelum berpisah di Ngarai Sianok, Datuk Kuning Nan Sabatang dari Luhak Agam dan Datuk Bandara Putih dari Luhak Limapuluh Kota selepas sholat Asar telah berada di rumah gadang kediaman Datuk Panglima Kayo di Batu Sangkar. Turut kepada gelarnya, Datuk Panglimo Kayo adalah Datuk paling kaya dibandingkan dua Datuk lainnya termasuk Datuk Marajo Sati. Tidak heran kalau rumah gadang kediamannya berdiri megah bergonjong lima. (rumah gadang: rumah besar)

Setelah apa yang terjadi di Ngarai Sianok pagi hari itu, Tiga Datuk pimpinan tiga Luhak merasa perlu dengan segera merundingkan tindakan apa yang akan mereka lakukan sesudah Datuk Marajo Sati yaitu yang menjadi Datuk Pucuk atau Datuk Pimpinan dari Tiga Datuk Luhak Nan Tigo diketahui menyimpan seorang gadis Cina cantik belia di dalam goa kediamannya di Ngarai Sianok.

Ternyata Datuk Panglimo belum sampai di rumah gadang.

"Aneh", kata Datuk Kuning Nan Sabatang. "Seharusnya Datuk Panglimo Kayo lebih dulu tiba daripada kita..."

"Mungkin ada yan
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #168 : Mayat Kiriman Di Rumah Gadang - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 16 November 2014

Perjuangan Agar Bisa Menghafal Pantun

Perjuangan Agar Bisa Menghafal Pantun - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hai! Namaku Tata. Aku mempunyai teman yang bernama Arin. aku juga punya teman yang sering meldekku, yaitu Raisa. Aku memang lemah dalam Pantun, tapi, aku sering dijuluki kutu buku.

“Tata! Kasihan banget sih kamu! Gak bisa menghafal pantun! Aku dong! Bisa! Gak kayak kamu!” Ledek Raisa kepada ku. Aku hanya terdiam dan maju ke depan karena dipanggil Bu Rini untuk membaca pantun. Tata membacakan dengan lantang:

Ayam berkokok ayam betina
Ayam dipotong, jadilah kecil
Namaku adalah Tata,
Dan yang… Dan yang…

“Aku lupa!” Kata ku. Teman temannya tertawa. “Hahahahaaa” tawa Raisa, anak yang mengejek ku. Aku pun duduk di kursi ku dan terlihat sedih. Arin, temanku menenangkan ku.

Kringgggggg bel istirahat berbunyi.

Aku berlari ke Toilet bersama Arin.

Di toilet
“Kenapa sih aku gak bisa ngehafal pantun kayak kamu!” Seruku sambil menangis. “Jangan menangis Ta… Kamu pasti bisa, aku akan ajari kamu setiap pulang sekolah”. jelas Arin. “Bener nih Rin?” Tanyaku serius. “bener dong!” Jawab Arin.

Pulang sekolah
“Rin! Kamu jadi kan ngajarin aku?” Tanyaku. “Siap!” Seru Arin.


... baca selengkapnya di Perjuangan Agar Bisa Menghafal Pantun - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 07 November 2014

Buah Kesabaran

Buah Kesabaran - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hari menjelang siang. Di tepi perkampungan hewan, kancil dan jerapah duduk di bawah pohon beringin. Kedua tangan mereka terlihat mengelus-elus perut yang mengerut.

“Kancil, aku lapar sekali. Sedari pagi belum makan,” kata Jerapah pada kancil.

“Akupun sama. Bagaimana kalau kita mencari makanan ke tepi hutan,” usul Kancil.

Jerapah setuju. Kedua sahabat karib itu lantas berjalan bersama menuju ke tepi hutan. Mereka berharap ada buah-buahan yang dapat di santap untuk mengisi perut. Sehingga kesehatan terjaga dan tubuh menjadi kuat.

Buah-buahan sangat berguna bagi tubuh. Banyak kandungan nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin, karbohidrat, protein, mineral dan lainnya. Buah pun rasanya enak dan segar. Makan buah di siang hari badan menjadi segar dan rasa haus pun terobati.

Setelah melewati tanah lapang dan menyeberang sungai kecil, sampailah keduanya di sebuah kebun kecil di tepi hutan. Di kebun itu terdapat aneka pohon buah, semisal jambu, nangka, pepaya, mangga, duku, pisang, durian dan kesemek.

Namun mereka kecewa. Tidak ada buah yang dapat di makan. Beberapa tanaman memang tengah berbuah lebat, tetapi belum masak.

“Bagaimana ini jerapah, belum ada buah yang masak,” kata Kancil dengan nada kecewa.

“Bagaimana kalau kita makan saja buah yang belum masak ini. Kita pilih yang agak tua,” terus Kancil.

“Jangan. Jangan makan buah yang masih mentah. Lebih baik kita menunggu beberapa hari s
... baca selengkapnya di Buah Kesabaran - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Solusi: